Losev menemukan fenomena elektroluminesensi saat melakukan penelitian tentang semikonduktor pada awal abad ke-20.
Meskipun penemuannya pada saat itu tidak mendapat perhatian besar, konsep yang dia temukan menjadi dasar untuk pengembangan teknologi LED modern.
Lampu LED, atau Light Emitting Diode, bekerja dengan memanfaatkan efek elektroluminesensi. Ketika arus listrik melewati semikonduktor diode, energi listrik tersebut diubah menjadi cahaya. Diode terdiri dari lapisan positif (anoda) dan lapisan negatif (katoda) yang dipisahkan oleh material semikonduktor.
Ketika arus mengalir melalui diode, elektron-elektron di lapisan n-type (negatif) bergerak ke lapisan p-type (positif) dan bertemu dengan lubang-lubang yang ada di sana. Proses ini menghasilkan cahaya.
Ukuran dan jenis material semikonduktor yang digunakan dalam diode LED menentukan warna cahaya yang dihasilkan. LED lebih efisien dalam menghasilkan cahaya dibandingkan lampu tradisional karena mereka menghasilkan sedikit panas dan mengonsumsi lebih sedikit energi listrik.
Lampu LED bisa irit listrik karena efisiensi energinya yang tinggi.
Ketika listrik melewati dioda LED, sebagian besar energi listrik diubah langsung menjadi cahaya, sedangkan hanya sedikit energi yang hilang sebagai panas.
Dalam perbandingan dengan lampu pijar konvensional, yang banyak menghasilkan panas sebagai "limbah" energi, LED jauh lebih efisien dalam mengonversi energi listrik menjadi cahaya, sehingga memerlukan lebih sedikit daya untuk menghasilkan cahaya yang sama atau lebih terang. Ini membuatnya menjadi pilihan yang lebih hemat energi dan ekonomis dalam jangka panjang.
Rating
Rating